KLASIFIKASI API – Setelah kita mempelajari materi tentang Klasifikasi Api dan Penggunaan Alat Pemadam Api, peserta didik mampu memahami klasifikasi api sehingga dapat menggunakan alat pemadam api dengan tepat dan benar.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti memerlukan yang namanya api, baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan bisnis. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “api kecil sebagai teman api besar sebagai lawan“ kita tidak membahas betul atau tidaknya pepatah tersebut, yang harus diperhatikan adalah pelajaran apa yang dapat kita ambil dari pepatah tersebut untuk keberlangsungan kehidupan kita.
KLASIFIKASI API DAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API
- Api
- Klasifikasi Api
- Alat Pemadam Kebakaran
- Persiapan Untuk Memadamkan Api
- Prosedur Evakuasi
Dilingkungan kita tinggal ataupun tempat kita bekerja, kita pernah menyaksikan bahkan sering menyaksikan terjadinya kebakaran yang mengakibatkan kerusakan, baik kerusakan matriil ataupun kerusakan moril, dengan penyebab kebakaran yang berbeda-beda serta tempat yang terbakar juga berbeda-beda.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang penanggulangan bahaya kebakaran menjadi sangat penting kita pelajari sebagai bekal bermasyarakat agar kita dapat melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, ataupun melakukan tindakan-tindakan penanggulangan kebakaran, baik kebakaran skala kecil ataupun sekala besar.
A. Api
Pada saat terjadi kebakaran dengan situasi yang panik dan kondisi yang tidak tentu, sangat penting untuk bertindak tenang, cepat dan tepat untuk memadamkan api. Jika kita salah dalam memilih alat pemadam apidapat berakibat fatal, yang dapat mengakibatkan api menjadi semakin besar dan tidak dapat dikendalikan.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang pemilihan alat pemadam api yang tepat sangat penting sehingga proses pemadaman api dapat berjalan cepat dan lancar sehingga dapat mengurangi dampak yang disebabkan oleh kebakaran tersebut. Informasi berikut ini akan membantu kita untuk memilih jenis alat pemadam api yang tepat untuk setiap jenis api yang terjadi sesuai dengan sumber apinya.
Sifat Dasar Api
Gambar 2. 2: Sifat Api |
Beberapa unsur yang menjadi sumber terjadinya nyala api antara lain: Bahan bakar, panas dan oksigen. Ketiga unsur tersebut akan selalu ada jika nyala api itu ada, dan nyala api tidak akan terjadi jika salah satu atau sebagian dari unsur tersebut tidak ada.
Bahan bakar adalah bahan apa saja yang mudah terbakar, material padat, gas atau cairan yang dapat terbakar. Bahan yang mudah terbakar adalah segala sesuatu yang mudah menayala dan terbakar dengan cepat. Panas dapat berasal dari nyala api, percikan, puntung rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan peralatan lainnya. Oksigen utamanya berasal dari udara dan juga berasal dari beberapa reaksi kimia. Reaksi kimia berantai terjadi apabila ketiga komponen tersebut bertemu.
Mencegah Terjadinya Api
Gambar 2. 3: Tidak ada nyala api |
Jika tidak ada bahan bakar, tidak akan terjadi nyala api. Oleh karena itu, untuk membantu mencegah nyala api yang tidak diinginkan dengan cara menghilangkan unsur bahan bakar ada, bahan bakar bisa dalam bentuk kotoran, sampah danlain sebagainya., maka dari itu, dalam kita menyimpan bahan bakar dan bahan yang mudah terbakar dengan hati–hati dan pada tempat yang sesuai.
Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan merupakan bagian dari cara memadamkan nyala api. Memadamkan nyala api yang tidak diinginkan yaitu dengan mendinginkan bahan bakar yang terbakar untuk menghilangkan panas yang ada.
Menghilangkan unsur oksigen juga merupakan bagian dari cara memadamkan nyala api yang tidak kita inginkan. Tanpa oksigen tidak akan terjadi nyala api., maka dari itu, untuk mencegah nyala api yang tidak diinginkan dengan cara menjauhkan bahan bakar atau bahanyang mudah menyala yang panas dari kontak dengan oksigen. Misalnya memadamkan nyala api yang tidak diinginkan dengan cara menutupinya adalah usaha untuk menghilangkan oksigen.
Gambar 2. 4: Menutup Sumber Api |
Nyala api tidak dapat terjadi apabila tidak ada panas. Mengendalikan semua sumber panas yang mungkin ada merupakan usaha untuk mencegah nyala api yang tidak kita inginkan., maka waspadalahterhadap sumber-sumber panas, baik yang bersumber dari alam maupun dari kelistrikan. Oleh karena itu, kita harus menjaga peralatan kelistrikan dalam kondisi yang baik.
Gambar 2. 5: Perlindungan Kabel listrik |
Menggunakan peralatan listrik yang tepat sesuai standar yang telah di tentukan, Janganlah kita berimprovisasi yang membahayakan, yang mungkin dengan tujuan untuk efisiensi dapat berakibat fatal. Jangan memberikan beban berlebihan pada rangkaian listrik. Jangan menginjak kabel listrik yang lunak, isolasi yang rusak dapat menghasilkan percikan antar konduktor.
Jangan menggunakan lampu tanpa pelindung yang mencukupi, untuk menjauhkan panas lampu dari bahan yang mudah terbakar. Hati–hati saat memanaskan atau pekerjaan pengelasan. Menjauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar ketika menggunakan lampu pijar, gas torch dan peralatan oxy-cutting. Periksa percikan dari arc cutting dan pengelasan agar tidak mengenai bahan yang mudah terbakar.
Gunakan pemanas yang standar sesuai dengan peruntukanya. Tempatkan pemanas sehingga panasnya tidak berlebihan. Jauhkan pemanas dari dinding kayu, kain terpal dan bahan yang mudah terbakar lainnya. Jauhkan semua bahan yang mudah terbakar dari peralatan yang menghasilkan panas, pipa asap yang panas, engine exhaust, pipa butiran kapal, dan perlengkapan panas lainnya.
Gambar 2. 6: Patuhi tanda “Dilarang Merokok” |
Patuhi tanda “Dilarang Merokok”. Jangan merokok di tempat yang berisiko terjadinya api. Buanglah puntung rokok pada tempatnya.
Gambar 2. 7: Bersihkan Sampah |
Pada beberapa bahan seperti kain yang beroli atau majun bekas yang beroli, panas dapat terjadi karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang cepat dapat menghasilkan nyala api pada tumpukan kain beroli. Kosongkan tempat sampah setiap hari. Jangan menyimpan tumpukan kain yang beroli atau pakaian yang kotor dalam loker.
Nyala api tidak akan terjadi tanpa panas. Buanglah bahan yang mudah terbakar yang tidak terpakai lagi sesegera mungkin pada tempat yang ditentukan. Bersihkan tempat kerja kita secara rutin dan teratur. Tempatkan sampah pada tempat sampah yang telah tersedia. Tempatkan kain yang mengandung oli, ““gemuk”” atau yang kotor pada tempat sampah yang tertutup.
Gambar 2. 8: Buang sampah pada tempatnya |
Beri penanganan khusus pada gas yang mudah terbakar (seperti acetylene dan LPG, dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti bensin, minyak tanah, cairan pembersih, bahan pelarut, pernis, thinner, dll.). Gas dan cairan yang mudah terbakar sebaiknya disimpan di tempat yang tertutup dan jauh dari panas. Jaga kondisi pipa gas, valve dan peralatan dalam kondisi yang bagus.
Gunakan hanya peralatan keselamatan yang tidak menghasilkan percikan ketika membuka wadah dari cairan yang mudah terbakar. Ketika membutuhkan cairan yang mudah terbakar, sebaiknya gunakan secukupnya saja. Simpan cairan tersebut dalam wadah logam yang tertutup. Jangan merokok ketika mengambil atau menggunakan cairan yang mudah terbakar.
Bersihkan cairan mudah terbakar yang terpercik di pakaian anda, jauhkan dari sumber panas dan laporkan segera ke atasan Anda. Jangan menggunakan bensin, minyak tanah atau methylated spirit untuk menyalakan api. Hindari potensi bahaya dari debu. Beberapa jenis debu sangat mudah terbakar sehingga dapat meledak ketika bercampur dengan udara. Bersihkan daerah yang berdebu sebelum melakukan pengelasan atau menggunakan peralatan listrik.
Hati–hati saat bekerja di dekat peralatan penyaring debu. Jaga penutup kotak debu tertutup dengan baik. Bersihkan segera lampu yang berdebu. Kesemuanya itu dapat berjalan dengan baik jika kita dapat menjalankan 5K, yaitu: Ketelitian, Kerapihan, Kebersihan, Kesegaran, Kedisiplinan.
1. Ketelitian (Pemilihan)
Yaitu pemilahan antara barang yang masih dipakai dan yang tidak dipakai, Memisahkan barang menurut frekuensi penggunaan.
- Sering digunakan ? Letakkan di tempat yang dekat, mudah dilihat dan dicapai.
- Kadang2 digunakan ? Letakkan/ simpan ditempat lain (boleh agak jauh).
- Sama sekali tidak digunakan ? Dibuang
2. Kerapihan (Penataan)
Barang harus dalam kondisi aman, mudah dan cepat dapat diambil ketika diperlukan. Prinsipnya, “ 3 Jelas “ yaitu: ? Jelas lokasi, Jelas jumlah, Jelas identitas.
3. Kebersihan (Pembersihan)
Menjaga kondisi lingkungan kerja, alat kerja, parts/ components, alat2 keselamatan kerja serta fasilitas kerja yang lain bebas dari kotoran. lakukan sendiri ? Anda akan menemukan barang yang tidak diperlukan.
4. Kesegaran (Pemantapan)
Mempertahankan kondisi “3 K“ yang pertama secara konsisten
5. Kedisiplinan (Pembiasaan)
Menanamkan kebiasaan mematuhi aturan, Atasan harus menjadi contoh terhadap konsistensi mematuhi aturan yang ada.
Gambar 2. 9: Gambar 5 K |
B. Klasifikasi Api Api Kelas A
Gambar 2. 10: Bahan sumber nyala api |
Api kelas A adalah Api yang sumbernya adalah bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas dan material pembungkus.
Gambar 2. 11: Penyemprotan dengan air |
Mendinginkan bahan yang terbakar adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas A. Air dari ember, atau selang air, adalah cara terbaik untuk memadamkannya. Air paling cocok untuk mendinginkan material sampai ke titik dimana material tersebut tidak dapat terbakar lagi dan untuk menembus api yang ada di dasar.
Alat pemadam api jenis air adalah yang paling tepat untuk memadamkan api kelas A.
Gambar 2. 12: Penyemprotan dengan busa |
Alat pemadam api jenis busa bisa juga digunakan. Jenis pemadam api yang lain akan memadamkan api kelas A yang kecil tetapi tidak seefektif air.
Api Kelas B
Gambar 2. 13: Sumber Nyala API |
Api kelas B adalah api yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, oli, grease, “gemuk”, lilin, cat, thinner, pernis, dan cairan pelarut. Menyelimuti atau menutupi api untuk menghilangkan unsur oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.
Gambar 2. 14: Pemadaman Nyala API |
Alat pemadam api jenis busa paling tepat digunakan untuk memadamkan cairan yang terbakar di dalam wadah ketika cairan tersebut cukup panas untuk terbakar kembali jika bersentuhan tersebut dengan oksigen.
Api Kelas C
Api kelas C dihasilkan dari gas yang mudah terbakar seperti LPG dan gas lain yang mudah terbakar.
Api Kelas D
Api kelas D dihasilkan dari bahan logam yang mudah terbakar, seperti: magnesium, aluminium, sodium dan potassium.
Api Kelas F
Api kelas F dihasilkan dari oil dan “gemuk” yang mendidih
Api Akibat Kelistrikan
Gambar 2. 15: Sumber Kelistrikan |
Api akibat kelistrikan dapat dihasilkan dari peralatan lisrik seperti: lampu, motor, generator, kabel, kawat, saklar, panel listrik dan peralatan elektronik.
Gambar 2. 16: Pemadaman Nyala API |
Menyelimuti atau menutupi api untuk menghilangkan oksigen adalah cara paling efektif untuk memadamkan api kelas F.
Bahan pemadam api untuk kelas F harus berupa bahan yang tidak menghantarkan listrik untuk menghindari kejut listrik dan kerusakan lebih lanjut pada peralatan. Jangan pernah menggunakan air atau busa sebagai bahan pemadam api kelas F. Jika bisa dilakukan dengan aman, matikan sumber listrik ke peralatan yang sedang terbakar.
C. Alat Pemadam Kebakaran
Alat pemadam api ditempatkan di tempat yang strategis di seluruh tempat kerja dan sesuai dengan jenis kebakaran yang dapat terjadi di tempat itu. Label identifikasi menunjukkan lokasi alat pemadam. Alat pemadam api yang mudah dibawa biasanya ditempatkan pada tempat yang mudah terjadi kebakaran. Ada empat macam jenis dasar alat pemadam api yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kesemuanya diberi kode warna sesuai dengan jenis api.
1. Alat Pemadam Api Berisi Air Untuk nyala api kelas A
Gambar 2. 17: Alat Pemadam Api Ringan |
Ada tiga jenis alat pemadam api yang berisi air yang hanya digunakan untuk memadamkan api kelas A. Ketiganya dicat dengan warna MERAH. Memiliki jangkauan sekitar 10 meter. Gunakan sesuai dengan petunjuk. Jenis yang berisi air yang bertekanan dioperasikan dengan trigger dan dapat dihentikan kapan saja dengan melepas trigger.
2. Alat Pemadam Api Dengan Karbon Dioksida (CO2) Api kelas “B” dan “C”
Gambar 2. 18: Alat Pemadam Api Ringan |
Jenis ini diisi dengan carbon dioksida, dicairkan dengan tekanan yang tinggi. Paling cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B dan kelas C. Diberi warna MERAH dengan garis HITAM. Ukuran yang kecil memiliki jangkauan sampai 1, 2 m dan untuk ukuran besar sampai 3 meter.
Alat pemadam ini harus memiliki discharge horn untuk penggunaan yang yang aman dan efektif. Initial dischargenya adalah carbon dioksida cair, yang cepat berubah bentuk menjadi gas. Main discharge dapat menghasilkan suhu dingin yang kuat. Mekanisme penggunaannya harus terbuka penuh untuk menghindari pembekuan jalur keluarnya. Jenis ini biasanya dilengkapi dengan plunger, lever, trigger atau valve. Gunakan sesuai dengan petunjuknya.
Alat pemadam kebakaran jenis CO2 digunakan untuk menghindari terjadinya kontaminasi akibat endapan dan membutuhkan pentingnya penetrtasi ke daerah yang tidak dapat dijangkau. Sebagai contoh:
- Memadamkan kebakaran pada yang berhubungan dengan listrik dan peralatan laboratorium yang lembut.
- Memadamkan api kecil pada cairan yang mudah terbakar, yang lepas ke permukaan vertikal dan horizontal.
- Ketika memegang alat pemadam api jenis CO2, pegang pada nozzle plastik. Jika dipegang pada hose akan dapat menghasilkan listrik statis.
- Baik digunakan di tempat peralatan kantor karena tidak merusak peralatan di sekitar.
Petunjuk Penggunaan
Gambar 2. 19: Pemadaman Api |
Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api. Arahkan discharge pertama kali ke sisi belakang api. Semprot ke semua sisi api. Teruskan ke arah api sampai padam.
Peringatan:
Menggunakan atau menghirup carbon dioksida selama beberapa waktu di tempat yang terbatas dapat mengakibatkan kekurangan napas. Keluar secepatnya dari tempat tersebut setelah penggunaan. Keluarkan gas yang ada dalam ruang tersebut sesegera mungkin.
3. Alat Pemadam Api Jenis Busa Api kelas “B”(dan beberapa kelas “A”)
Gambar 2. 20: Alat Pemadam Api Ringan |
Alat pemadam api jenis busa bahan kimia dan mekanikal cocok untuk memadamkan api kelas B dan api kelas A tertentu. Dicat MERAH dengan garis biru. Memiliki jangkauan lebih dari 6 meter. Gunakan sesuai dengan petunjuk. Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan memadamkan api. Alat pemadam api jenis busa sangat efektif digunakan untuk memadamkan api di dalam wadah suatu cairan yang mudah terbakar yang cukup panas untuk dapat terbakar kembali jika terpapar dengan oksigen.
Alat pemadam api bentuk trigger hanya digunakan dalam industri. Selimut busa akan pada posisinya cukup lama untuk mendinginkan cairan sampai di bawah titik nyalanya. Busa kurang efektif pada tumpahan yang bebas mengalir dan bisa tidak efektif pada cairan yang terbakar seperti alkohol. Untuk memadamkan cairan yang terbakar dalam wadah, arahkan semprotan di sisi tangki di atas permukaan cairan.
Hal ini menyebabkan busa turun dan meneyebar ke seluruh permukaan cairan. Pilihan lainnya, busa dapat dibentuk seperti salju di atas api atau disemprotkan ke depan api atau tumpahan oli sehingga busa akan mengalir kembali ke atas api.
4. Alat Pemadam Api Jenis Bubuk Kering
Gambar 2. 21: Alat Pemadam Api Ringan |
Jenis ini diisi dengan bubuk kimia kering, diberi gas bertekanan, atau air bertekanan. Cocok untuk api kelas A, B, C, F dan api akibat kelistrikan. Dicat MERAH dengan garis PUTIH. Memiliki nozzle berbentuk kipas. Yang berukuran kecil memiliki jangkauan hingga 3 meter dan ukuran yang lebih besar sampai 6 meter. Gunakan sesuai petunjuk.
Gambar 2. 22: Tumpahan oli yang terbakar |
Alat pemadam api jenis bubuk kimia kering sangat cepat untuk memadamkan api. Kabut yang dihasilkan dari bubuk kimia kering cenderung melindungi pemakai dari panas. Bubuk kimia kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk memadamkan cairan terbakar dalam area luas, terutama tumpahan yang tidak mengalir.
Semprotkan bubuk kimia kering ke dasar api dan lindungi dengan cara menyapu dari sisi ke sisi. Alat pemadam api jenis bubuk yang kecil dengan pegangan trigger berbentuk pistol dapat digunakan dengan cepat. Hal ini membuatnya lebih efektif memadamkan api kelas apapun yang tiba–tiba terjadi dan api kecil di posisi yang tidak mudah dijangkau. Jenis ini jangan dibuang pada tempat pembakaran.
D. Persiapan Untuk Memadamkan Api
Anda harus mengetahui apa yang harus dilakukan jika kebakaran terjadi. Hal ini membutuhkan:
- Pemahaman tindakan pencegahan kebakaran di mana Anda bekerja;
- Mengetahui letak peralatan pemadam kebakaran;
- Mengetahui letak alarm kebakaran;
- Mengetahui penggunaan semua peralatan pemadam kebakaran;
- Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti latihan pemadam kebakaran;
- Menjaga peralatan pemadam kebakaran bebas dari hambatan;
- Mengetahui tempat pintu gawat darurat;
- Menjaga jalur keluar darurat bebas dari gangguan;
- Menjaga jalur ke tangga darurat bebas dari hambatan sebelum tangga selesai dibuat; dan
- Menjaga pintu darurat sebagai jalur ke tangga darurat tetap tertutup tapi tidak terkunci.
Tempatkan alat pemadam kebakaran yang sesuai dan mudah dijangkau kapanpun menggunakan peralatan, yang dapat menimbulkan potensi kebakaran. Jauhkan alat pemadam api panas atau dingin yang berlebihan. Jangan mengembalikan alat pemadam yang telah terpakai. Berikan label dan dan kembalikan untuk pengisian. Pastikan penggantinya segera ditempatkan pada tempatnya setelah digunakan.
Memadamkan Api
Jika kebakaran terjadi, tindakan yang tepat adalah menentukan cara terbaik untuk memadamkan api dengan cepat, mengurangi risiko terhadap kematian dan meminimalkan kerusakan. Jika Anda menemukan kebakaran, ingat enam langkah keselamatan berikut:
1. Segera nyalakan alarm dan laporkan ke atasan Anda.
Gambar 2. 23: Bunyikan alarm |
2. Beritahukan petugas pemadam kebakaran.
Gambar 2. 24: Beritahukan petugas pemadam kebakaran |
3. Beritahu orang lain untuk menyingkir.
Gambar 2. 25: Beritahu yang lain |
4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
Gambar 2. 26: Padamkan api |
5. Evakuasi jika perlu.
Gambar 2. 27: Evakuasi |
6. Anda jangan masuk kembali ke bangunan yang terbakar.
Gambar 2. 28: Menyingkir ketempat yang aman |
Keenam langkah keselamatan ini sangat penting karena:
- Lima menit pertama setelah api mulai terjadi sangat vital untuk dikendalikan.
- Akan lebih baik bagi petugas pemadam kebakaran datang pada saat kebakaran masih kecil dan masih bisa di atasi dibandingkan datang pada saat kebakaran sudah membesar dan tidak terkendali.
- Seseorang yang mengetahui kedatangan petugas pemadam kebakaran dapat mengarahkan mereka ke tempat kebakaran dengan cepat.
- Api kecil dapat segera di atasi dengan peralatan pemadam kebakaran jenis portabel yang tepat.
- Saat kebakaran menjadi terlalu besar, akan susah untuk dikendalikan, terlambat mengevakuasi bangunan dapat mengakibatkan korban jiwa.
Asap dan gas di dalam bangunan yang terbakar sangat berbahaya, walaupun api dan panas letaknya jauh. Jika gas bocor terbakar, dan Anda tidak bisa mematikan suplai gas, jangan mencoba untuk memadamkan nyala api tersebut. Jika perlu, atau memungkinkann cobalah mendinginkan peralatan yang ada di dekat api. Serahkan sisanya kepada ahlinya.
E. Prosedur Evakuasi
Jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat pada sebuah tempat kerja atau bangunan gedung kemungkinan membutuhkan evakuasi dari bangunan tersebut. Oleh karena itu, informasi tentang keberadaan gedung dan lokasi keberadaan setiap orang yang berada diarea tertentu baik jalur darurat ataupun assembly point sangatlah penting disampaikan kepada semua orang yang berada di lokasi tersebut.
Jika evakuasi tersebut diperlukan, makamatikan semua mesin, peralatan atau suplai gas yang merupakan tanggung jawab Anda ketika evakuasi, Beritahu orang lain di dalam bangunan dan tinggalkan secepatnya tanpa menciptakan kepanikan yang berlebihan, Ikuti petunjuk darurat yang ada atau ikuti petugas yang mengarahkan, Jauhi tempat yang berbahaya sampai petugas mengamankannya. Dalam menangani korban pada kondisi darurat dikenal dengan istilah DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation).
1. Danger (bahaya)
Ketika kondisi darurat terjadiperiksa dari Danger atau bahaya untuk memastikan keselamatan, baik itu keselamatan kita, orang yang berada di tempat kejadian ataupun korban. Periksa sekeliling untuk mencari sumber bahayayang dapat mencederai kita ataupun orang yang berada di tempat kejadian atau sekitarnya baik itu bahaya dari lantai licin, ledakan, kejatuhan, gas, listrik dan sebagainya. Aturan umumnya adalah jangan memindahkan korban kecuali terdapat potensi bahaya yang tidak bisa kita pindahkah.
2. Response (Respon)
Periksa respon korban dengan cara menyentuh pundak korban dan bertanya dengan suara yang keras “ apakah Anda baik-baik saja ? ini yang di kenal dengan teknik sentuh dan bicara. Kita tidak diperbolehkan melakukan tindakaan berlebihan untuk mendapatkan respon dari korban misalnya dengan menggoyang-goyangkan korban dan sebgainya. Jika korban tidak memberikan reaksi, maka kita bias simpulkan bahwa korban tidak sadar.
3. Airway (Aliran Udara)
Pastikan aliran udara tidak terhalang sehingga korban mudah bernapas dan dalam kondisi bebas tidak tertutup.
4. Breathing (Pernapasan)
Jaga aliran udara terbukan dan periksa pernapasan normal.
5. Circulation (Peredaran)
Pada pemeriksaan ini untuk menemukan denyut nadi bisa sangat sulit, Oleh karena itu, cara tanda-tanda peredaran darah yang lain seperti pernapasan normal, batuk, menelan, pergerakan dan lainnya
Menyelamatkan Diri dari Kebakaran
Gambar 2. 29: Memberitahukan jalur keluar darurat dan Assembly Point |
Kita harus memahami dampak atau akibat dari terjadinya kebakaran dan dengan sepenuhnya menjalankan petunjuk-petunjuk yang ada pada area kerja apabila terjadi kebakaran. Pahami lokasi yang dapat menimbulkan kebakaran, alarm kebakaran, letak alat pemadam, telepon dan pintu darurat, assembly point (titik kumpul) dimana kita bekerja.
Sangat penting bagi pekerja maintenance, operator dan lainnya, yang sering berganti tempat kerja untuk mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran di tempat kerjanya. Pengambilan keputusan atau tindaakan yang tepat pada saat terjadi kebakaran untuk memustuskan apakah kita mampu untuk memadamkan api atau tidak.
Jika kita tidak mampu untuk memadamkan nyala api, segera keluar secepat mungkin. Jika kita memutuskan untuk memadamkan api, pertama kali periksa apakah terdapat jalur menyelamatkan diri yang aman dan jelas, sehingga kita mengetahui jalur evakuasinya atau jalur darurat. Tetap berada di antara api dan pintu keluar. Tinggalkan daerah kebakaran secepat mungkin jika:
- Api menjadi tidak terkendali.
- Api mulai menutupi pintu darurat.
- Asap menghalangi pandangan, atau mulai menutupi jalan keluar.
- Pada saat Anda meninggalkan tempat, buka semua pintu dengan hati-hati untuk mencegah pergerakan asap atau nyala api.
- Tutup pintu di belakang Anda untuk menghindari aliran udara memperbesar api.
- Waspada terhadap gas dan asap yang dihasilkan oleh api.
RANGKUMAN
- Unsur nyala api: Fuel, Heat, oksigen
- Lima (5) K
- Ketelitian (Pemilihan): Yaitu pemilahan antara barang yang masih dipakai dan yang tidak dipakai
- Kerapihan (Penataan): Barang harus dalam kondisi aman, mudah dan cepat dapat diambil ketika diperlukan. – Prinsipnya“ 3 Jelas “ yaitu: ? Jelas lokasi, Jelas jumlah, Jelas identitas.
- Kebersihan (Pembersihan): Menjaga kondisi lingkungan kerja, alat kerja, parts/ components, alat2 keselamatan kerja serta fasilitas kerja yang lain bebas dari kotoran.
- Kesegaran (Pemantapan): Mempertahankan kondisi “3 K“ yang pertama secara konsisten
- Kedisiplinan (Pembiasaan): Menanamkan kebiasaan mematuhi aturan, Atasan harus menjadi contoh terhadap konsistensi mematuhi aturan yang ada.
Demikian modul klasifikasi api dan penggunaan alat pemadam api ringan dari mata diklat teknologi dasar otomotif (TDO). Semoga bisa membantu anda.